Kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan,
dan kesejahteraan
manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah
untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja K3 juga melindungi
rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin
terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Kesehatan dan keselamatan
kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi
memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat
tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. Praktek K3 (keselamatan
kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga
penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait
dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri,
kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi
dan industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan
kerja.
A. Bahaya di tempat kerja
1. Bahaya fisik dan mekanik
Bahaya
fisik adalah sumber utama dari kecelakaan di banyak industri. Bahaya tersebut
mungkin tidak bisa dihindari dalam banyak industri seperti konstruksi
dan pertambangan,
namun seiring berjalannya waktu, manusia mengembangkan metode dan prosedur
keamanan untuk mengatur risiko tersebut. Buruh anak
menghadapi masalah yang lebih spesifik dibandingkan pekerja dewasa. Jatuh adalah kecelakaan
kerja dan penyebab kematian di tempat kerja yang paling utama, terutama di konstruksi,
ekstraksi,
transportasi,
dan perawatan bangunan.
Permesinan adalah komponen
utama di berbagai industri seperti manufaktur,
pertambangan,
konstruksi,
dan pertanian,
dan bisa membahayakan pekerja. Banyak permesinan yang melibatkan pemindahan
komponen dengan kecepatan tinggi, memiliki ujung yang tajam, permukaan yang
panas, dan bahaya lainnya yang berpotensi meremukkan, membakar,
memotong, menusuk, dan memberikan benturan dan melukai
pekerja jika tidak digunakan dengan aman.
Tempat
kerja yang sempit yang memiliki ventilasi dan pintu masuk/keluar terbatas,
seperti tank
militer, saluran air, dan sebagainya juga membahayakan. Kebisingan juga memberikan
bahaya tersendiri yang mampu mengakibatkan hilangnya pendengaran. Temperatur
ekstrim panas mampu memberikan stress panas, kelelahan,
kram, ruam, mengabutkan kacamata keselamatan, dehidrasi,
menyebabkan tangan berkeringat, pusing,
dan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan kerja. Pada temperatur ekstrim
dingin, risiko yang dihadapi adalah hipotermia,
frostbite, dan
sebagainya. Kejutan listrik memberikan
risiko bahaya seperti tersengat listrik, luka bakar, dan jatuh dari fasilitas
instalasi listrik.
2. Bahaya kimiawi dan biologis
Bahaya biologis
Bahaya kimiawi
- Asam
- Basa
- Logam berat
- Pelarut
- Partikulat
- Asap
- Bahan kimia reaktif
- Api, bahan yang mudah terbakar
3. Masalah psikologis dan sosial
- Stres akibat jam kerja terlalu tinggi atau tidak sesuai waktunya
- Kekerasan di dalam organisasi
- Penindasan
- Pelecehan seksual
B. K3 berdasarkan industri
K3 yang spesifik
dapat bervariasi pada sector dan industri tertentu. Pekerja kontruksi akan membutuhkan
pencegahan bahaya jatuh, sedangkan nelayan
menghadapi risik tenggelam. Biro Statistik Buruh
Amerika Serikat menyebutkan bahwa perikanan, penerbangan,
industri kayu, pertanian,
pertambangan,
pengerjaan logam, dan transportasi
adalah sektor industri yang paling berbahaya.
1. Konstruksi
Konstruksi
adalah salah satu pekerjaan yang paling berbahaya di dunia, menghasilkan
tingkat kematian yang paling banyak di antara sektor lainnya. Risiko jatuh
adalah penyebab kecelakaan tertinggi. Penggunaan peralatan keselamatan yang
memadai seperti guardrail dan helm, serta pelaksaan prosedur pengamanan
seperti pemeriksaan tangga non-permanen dan scaffolding mampu mengurangi
risiko kecelakaan. Tahun 2010, National
Health Interview Survey mengidentifikasi faktor organisasi kerja dan
psikososial dan paparan kimiawi/fisik pekerjaan yang mampu meningkatkan
beberapa risiko dalam K3. Di antara semua pekerja kontruksi di Amerika Serikat,
44% tidak memiliki standar pengaturan kerja, sementara pekerja di sektor
lainnya hanya 19%. Selain itu 55% pekerja konstruksi memiliki pengalaman
ketidak-amanan dalam bekerja, dibandingkan 32% pekerja di sektor lainnya. 24%
pekerja konstruksi terpapar asap yang bukan pekerjaannya, dibandingkan 10% pekerja
di sektor lainnya.
2. Pertanian
Pekerja
pertanian memiliki risiko luka, penyakit paru-paru akibat paparan asap mesin,
kebisingan, sakit kulit, dan kanker akibat bahan kimia seperti pestisida. Pada pertanian industri,
kecelakaan melibatkan penggunaan alat dan mesin pertanian. Kecelakaan yang
paling umum adalah traktor yang terguling. Pestisida dan bahan kimia lainnya
yang digunakan dalam pertanian juga berbahaya bagi kesehatan pekerja, mampu
mengakibatkan gangguan kesehatan organ seks dan kelainan kelahiran bayi.
Jumlah jam
kerja para pekerja di bidang pertanian di Amerika Serikat memperlihatkan bahwa
37% pekerja memiliki jam kerja 48 jam seminggu, dan 24% bekerja lebih dari 60
jam seminggu. Dipercaya tingginya jam kerja tersebut mengakibatkan tingginya
risiko kecelakaan. Dari semua pekerja, 85% bekerja di luar ruangan lebih sering
dibandingkan sektor lainnya yang hanya 25%.
3. Sektor jasa
Sejumlah
pekerjaan di sektor jasa terkait dengan industri manufaktur
dan industri primer lainnya, namun tidak terpapar risiko yang sama. Masalah
kesehatan utama dari pekerjaan di sektor jasa adalah obesitas
dan stres
psikologis serta kelebihan jam kerja.
4. Pertambangan dan perminyakan
Pekerja di sektor perminyakan
dan pertambangan memiliki risiko terpapar bahan kimia dan asap yang
membahayakan kesehatan. Risiko kulit terpapar bahan kimia berbahaya, menghirup
asap, hingga risiko lain seperti homesick karena lokasi kerja yang jauh
dari rumah, bahkan hingga ke area lepas pantai.